20121114

Merekam Minor

Bulan maret lalu, oleh teman-teman Unit Fotografi (UFO) UGM angkatan 16 dan 17 mengadakan pameran bertajuk “Minoritas” di Ruang Sidang I Gelanggang Mahasiswa UGM. Sekitar tiga minggu sebelum pameran itu, saya mendapat sms (atau telefon ya waktu itu) dari teman beberapa teman yang kebetulan anggota UFO yang akan berpameran yang intinya adalah undangan atau tawaran atau sebenarnya mungkin adalah kejahilan mereka untuk mengajak saya menjadi kurator pameran tersebut :D. WTF!, kurator? yea right? but no, no thanks, no way! hhaha. Mengingat, satu, saya bukan siapa-siapa, dua, selama saya berkesenian dan berpameran, belum pernah sama sekali, sekalipun, membayangkan untuk menjadi kurator pameran, terlebih lagi kurator pameran fotografi. Pada dasarnya saya tidak terlalu mengerti fotografi, pas kuliah dahulu, saya lulus mata kuliah fotografi dengan sangat memprihatinkan :). Namun saya tidak berfikir terlalu lama, saya ambil kesempatan ini, dan memberanikan diri untuk menjejaki pengalaman baru ini, toh hidup cuma sekali, sebisa mungkin saya akan mencoba semua pengalaman baru.

Beberapa kali pertemuan dengan fotografer UFO, ngobrol ini itu tentang berkarya dan tentang karya yang akan mereka pamerkan nanti, saya tidak berusaha menjadi kurator, namun hanya menjadi teman diskusi dalam berkarya dan mempersiapkan pameran. Prinsip-prinsip dasar estetika dan prinsip-prinsip pribadi dalam berkarya-lah yang akhirnya saya sharing dengan teman-teman fotografer UFO, lalu berusaha menjadi sosok 'semacam kurator' yang selama ini saya idam-idamkan hadir menemani saya berproses ketika saya sedang mempersiapkan karya saya sendiri. sebuah pengalaman yang sangat menantang sekaligus menyenangkan. Terimakasih atas kepercayaan yang diberikan teman-teman UFO angkatan 16-17. berikut adalah beberapa foto dokumentasi pameran yang saya pinjam dari beberapa sumber blog. 


beberapa ulasan media tentang pameran ini bisa dilihat pada tautan: balairung press 01 (klik di sini), balairung press 02 (klik di sini), bulak sumur ugm (klik di sini), farmagz (klik di sini). dan berikut adalah tulisan pendek saya pada katalog pameran ini

Merekam Minor

'Almost always, the creative dedicated minority has made the world better' - Martin Luther King, Jr.

Sebuah istilah yang cukup populer untuk menyebut golongan yang justru 'tidak populer' jika di komparasikan dengan golongan lain yang jumlah anggota atau warganya lebih banyak. Menelaah minoritas tidak bisa dengan tidak mempertimbangkan istilah lawannya yaitu mayoritas. sebuah pendapat menyatakan, bahwa sebagai sebuah diksi, mayoritas-minoritas mengandung makna politik di mana yang satu merujuk pada kumpulan individu yang berjumlah banyak dan biasanya lebih supreme dalam banyak hal, sedangkan yang satu lagi merujuk pada kumpulan individu yang lebih sedikit, yang secara kuantitas tidak mungkin lebih supreme dari yang mayoritas. Sesungguhnya, atas populernya istilah ini, rasa-rasanya tidak perlu lagi memperpanjang bahasan tentang apa bagaimana definisi 'minoritas' ini.

Permasalahan-permasalahan tentang dualitas minoritas-mayoritas dalam konteks yang bermacam ragam, selalu saja muncul, tidak pernah habis dibahas, diwacanakan, dan didaur ulang sebagai sebuah issue. Hampir di seluruh aspek kehidupan terdapat kesan-kesan tingkatan, pengkastaan, pembedaan status sebagai cara identifikasi sosial yang semakin memperkuat alasan terjadinya pengkubu-kubuan minoritas dan mayoritas. Yang terlalu sering terjadi kemudian adalah munculnya apresiasi yang tidak berimbang dari khalayak terhadap kalangan minoritas. Karena konon katanya wacana mayoritas di sampaikan oleh kalangan mayoritas dengan media mayor dan alat dan gaya papar ala mayoritas yang tentusaja supreme. Begitu juga sebaliknya, sehingga kalangan minoritas hampir tidak punya kesempatan untuk menyampaikan atau tersampaikan wacana aspirasinya, dan akan selalu menjadi minoritas. Walaupun kecenderungan ini kemudian bertendensi negatif, namun menjadi menarik, karena akan selalu melibatkan setidaknya dua kutub besar yang terbandingkan, dan kemudian tumbukan-tumbukan energi yang ketika terekam, terolah lalu terpresentasikan dengan cara pandang objektif, berimbang dan kreatif akan menghasilkan ekstraksi yang berenergi positif. Dengan realitas-absurditas dan irisan-irisan tipis paradoksial pada konteks mayoritas-minoritas ini, lantas apa yang coba dicapai dalam pameran ini? bukan apa-apa kecuali menyampaikan rekaman fotografis atas issue-issue minoritas (yang tidak selalu dimaknai sebagai sebuah permasalahan yang 'berat' dan bertendensi negatif) dengan cara pandang yang objektif dan berimbang oleh fotografer-fotografer peserta pameran ini.

Unit Fotografi UGM, sebuah unit kegiatan mahasiswa yang biasa disebut dengan UFO mengambil tema 'minoritas' dalam pameran fotografi angkatan 2012. 17 fotografer anggota UFO angkatan 16-17 ini akan mempresentasikan karya-karya fotografi atas pemahaman, rekaman, olahan mereka tentang tema 'minoritas' ini.

Keputusan teman-teman fotografer peserta pameran melibatkan saya yang notabene bukan siapa-siapa dan tidak memiliki supremasi apapun dalam dunia fotografi, sebagai kurator pameran, mungkin juga sebagai salah satu teman-teman peserta pameran usaha untuk lebih memberikan nuansa minoritas pada pameran ini. Sebuah ajakan yang sesungguhnya mengagetkan bagi saya pribadi. Saya terima ajakan ini dalam rangka keinginan saya untuk ikut berproses dan belajar bersama teman-teman peserta pameran, dalam konteks yang lebih luas yaitu proses kreatif penciptaan karya seni. Alih-alih sebagai kurator pameran, fungsi saya disini kemudian lebih sebagai teman diskusi penciptaan karya pada pengayaan ide, konsep, potensi komunikasi, visualisasi karya, dan presentasi karya di ruang pameran. Selebihnya, yaitu ide-ide menarik dan segar dari setiap karya serta terwujudnya setiap karya dan keseluruhan pameran ini adalah hasil kerja keras dari setiap individu dan kolektivitas dari kelompok ini.

'Even if you are a minority of one, the truth is the truth' - Mahatma Gandhi

Karya-karya pada pameran ini berefleksi pada aspek-aspek realitas issue minoritas yang dekat dan hampir melekat pada kehidupan fotografer. Sangat beragam dan sangat menarik, beberapa diantaranya mengangkat tema issue komunitas dan musik minoritas, difable, gender, tema keagamaan, lingkungan hidup, budaya populer, mainan anak tradisional, isu sosial kependudukan, kesehatan, bahkan ada salah satu karya yang mengangkat tema minoritas dalam dunia fotografi dan beberapa tema lain. fotografer membahas masalah-masalah tersebut melalui eksplorasi karya berupa refleksi personal, krisis, rekaman lugas, kritik personal, satir, dan berbagai modus pendekatan lain yang diterapkan pada langkah demi langkah penciptaan karya sampai pada presentasi karya di ruang pameran. Pameran 'Minoritas' sekali lagi berusaha merekam, mengolah, kemudian mempresentasikan 'minoritas' yang ditemui oleh setiap individu fotografer dengan cara pandang yang berimbang dan objektif dalam karya yang bebas dan murni selayak seni, namun tetap komunikatif dan faktual selayak berita yang dapat di konsumsi dan dipercaya. Tidak untuk menjawab apapun itu permasalahannya, pameran ini adalah sebuah rekaman. Merekam minor.

Selamat berpameran,

1 komentar:

  1. Baru sadar kalau mas Farid kuratornya pameran minoritas kemarin. haha.
    Wangun mas! :)

    BalasHapus