20121113

Logo Project in 4 Bucket


Buku, literatur dan referensi  tentang logo, tren logo, sejarah logo, contoh kasus perancangan, tips-tips, dan hampir semua hal tentang logo sangatlah mudah didapatkan dan di-akses baik dalam bentuk fisik maupun data digital, yang kemudian memberikan ruang dan alat belajar dan berproses maha lengkap yang akan mempermudah siapa saja dalam mengerjakan sebuah project perancangan logo. Teman-teman mahasiswa Disain Komunikasi Visual tentusaja juga telah mendapatkan ilmu tentang perancangan logo dalam perkuliahannya. Atas hal ini, saya tidak akan terlalu banyak membahas tentang hal-hal yang sudah 'diselesaikan' oleh berbagai literatur tersebut, namun lebih ingin berbagi tentang membagi porsi partisi proses kerja perancangan logo untuk menghasilkan logo yang maksimal.

Pun sebenarnya, tentang proses perancangan logo juga tidak kurang-kurang dibahas di berbagai sumber literatur. Teman-teman juga telah mendapatkan banyak materi tentang sistematika perancangan komunikasi visual yang pada dasarnya adalah gambaran pola dan langkah-langkah yang harus dilalui untuk mendapatkan sebuah perancangan komunikasi visual, termasuk juga dalam konteks perancangan logo. Lalu mengapa saya merasa perlu untuk sedikit memberikan tambahan paparan tentang hal ini, karena pada kenyataannya, apa yang saya temui pada banyak project perancangan logo, kita tidak selalu mendapatkan keadaan yang variabel-variabel ideal yang menunjang proses perancangan. 

kurangnya brief dari klien adalah salah satu bentuk kondisi tidak ideal tersebut, kita mungkin akan menemui klien yang tidak punya brief sama sekali. pernah juga, saya menemui klien yang bahkan belum mempunyai nama untuk brand yang ingin dibuat logonya. apa yang kemudian terjadi ketika project berjalan tanpa 'bahan dasar' yang cukup, proses kerja tidak efektif, hasil akhirnya tidak akan maksimal, dan yang paling parah, bisa saja project perancangan logo ini tidak akan pernah selesai. Karakter klien yang bermacam-macam sangat mempengaruhi bagaimana sebuah project akan berjalan. 

Atas apa yang saya temui dalam praktek kerja perancangan logo tersebut, akhirnya perlu untuk memberikan perlakuan khusus yang akan berbeda terhadap project satu dengan yang lain. Setelah melalui trial and error pada project demi project, saya kemudian mempunyai formulasi khusus dalam pembagian partisi proses perancangan logo. Formulasi tersebut membagi proses perancangan logo bagi menjadi 4 (empat) bagian, yang masing-masing bagian porsinya tidak sama besar. Dalam materi ini saya berikan sebutan 'Logo Project in 4 Bucket', perancangan logo dengan empat partisi yang saya analogikan sebagai empat ember.  

1st Bucket - Project Brief
pada dasarnya Project Brief adalah draft dari project perancangan logo. Di situlah kita mendapatkan nama brand dan gambaran brand yang akan kita rancang logonya. Dari sini, masalah-masalah dalam proses perancangan mulai muncul, seperti yang sudah saya tulis di atas. Kurang lengkapnya brief juga berarti kurangnya batasan-batasan ruang proses perancangan, beresiko membuat proses perancangan menjadi tidak efektif, membuang banyak energi dan waktu. Pada kenyataannya, lebih banyak project dengan brief yang seadanya daripada project dengan brief yang lengkap, yang akhirnya saya menyimpulkan bahwa Project Brief terpartisi dalam ember yang berukuran kecil. Kita tidak bisa berharap mendapatkan banyak bahan baku perancangan dari sini.

2nd Bucket - Brainstorm & Research 
Menurut saya, kunci dari keberhasilan proses perancangan ada di ember kedua ini. Ember pertama yang hanya berukuran kecil dan seringkali tidak terisi penuh tersebut harus di-subsidi penuh dengan ember kedua ini agar kita mendapatkan bahan baku yang cukup atau bahkan melimpah. Untuk mendapatkanya, pertama kita melakukan brainstorming dengan klien seperti Interview, memberikan kuisoner, ngobrol, dan lain sebagainya yang juga berfungsi sebagai riset kita atas brand. Semakin banyak info dan data yang kita peroleh dalam proses ini, semakin mudah bagi kita untuk menjalankan proses berikutnya. Bagian ini akan memakan waktu cukup lama. Seberapa lamanya memang akan sesuai dengan karakter klien dan karakter project-nya. Tanyakan dan kumpulkan data apa saja tentang brand sampai ke detail-detailnya yang kemudian diolah menjadi beberapa output yang nantinya akan kita konsultasikan kembali kepada klien. 

Output-nya bisa berupa konsep tertulis, Keyword Chart, Mood Board dan Sketching. Output-output ini yang akan kembali kita sampaikan kepada klien, sebagai bahan brainstorm lanjutan, sampai benar-benar didapat sebuah konsep awal yang bisa dibilang fixed. Hal inilah yang akan mamakan proses dan waktu yang lebih panjang daripada bagian partisi lain dalam formulasi proses perancangan ini.  Pada intinya, kita hanya bisa memulai ke bagian selanjutnya setelah tidak ada bagian yang masih harus 'ditebak' dari brand dan keinginan klien atas logo brand-nya. Pada bagian ini kita harus mampu memberikan pendapat, arahan dan asistensi kepada klien tentang logo yang baik, sehingga pada bagian akhir dari langkah partisi kedua ini, kita sebagai designer dan klien berada dalam mindset yang sinkron terhadap logo yang akan dihasilkan nanti. 
Brainstorm & research harus diberikan porsi yang berlebih, partisi proses kerja yang paling luas, ember yang paling besar.

3rd Bucket - Graphic Design
Ketika ember pertama dan kedua sudah memberikan bahan yang melimpah, graphic designer dan klien sudah berada dalam mindset yang sinkron lewat bantuan konsep tertulis, keyword chart, mood board, sketching dan atau media brainstorm lain sehingga didapat advanced visual brief yang fixed, maka pekerjaan disain grafis pada bagian ini adalah bagian yang mudah saja. Disempurnakan dengan tahap approval desain oleh klien yang tidak akan terlalu bertele-tele jika dibandingkan dengan bila kita melewatkan atau tidak serius mengerjakan 2nd Bucket. Dan voila! logo tercipta. secara ukuran dan porsi kerja, ember ketiga ini jauh lebih kecil dari ember kedua. 

4th Bucket - Maintenance 
Melakukan controlling pemakaian logo yang terus menerus kepada klien, memeriksa dan memastikan logo yang sudah dibuat, dipakai dengan benar dan sesuai pedoman yang tercantum pada manual guide yang sebelumnya telah kita buat sebagai kelengkapan presentasi logo project. Bagian ini menjadi sangat krusial, mengingat ketepatan dan konsitensi pengaplikasian logo adalah salah satu poin penting dari keberhasilan sebuah logo project. 

Demikian gambaran  proses kerja yang saya buat dan selalu saya terapkan dalam project-project perancangan logo. Semoga berguna, terimakasih.

4 komentar:

  1. dapet ilmuuu,,makasi mas farid :)

    BalasHapus
  2. Iki kuliah tinjauan design rid. Hehehe, sederhana itu 4 bucket, walaupun landor punya 10 bucket

    BalasHapus
  3. kalo ember satu sudah lengkap. kita g perlu lagi ke ember kedua kan ?? seperti kontes logo kreta api kita hanya berdasar kan ember 1 kan ? trims

    BalasHapus